Senin, 18 Maret 2013

Terapi Psikoanalisa

Yuhuuu,, long time no see!!! Back with me in new semester and new subject, Psychotherapy. Well,, this is my first post in this subject, so, say Bismillah and let's learning about Psychoanalysis Therapy. :)

*riweuh ih pake english, back to bahasa deh*

Oke,, pertama-tama, saya akan jelasin apa itu psikoterapi.
Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran, dan perasaan pasien supaya membantu pasien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.

Sekarang psikoanalisisnya nii...
Psikoanalisis adalah salah satu aliran psikologi kepribadian dan yang meletakkan dasar metodologi kajian psikologi. Pada dasarnya ia adalah satu aliran psikoterapi. Ide dasarnya adalah upaya mengangkat pikiran tidak sadar untuk muncul ke permukaan dan disadari eksistensinya dengan cara asosiasi bebas. Tujuannya adalah untuk membantu pasien dalam menyadari problematika yang dihadapinya dan mengendalikan goncangan kejiwaan yang berasal darinya. Juga merekonstruksi kepribadian yang selaras antara id, ego, dan superego. FYI, id, ego, dan superego merupakan struktur kepribadian menurut Freud. Id itu adalah sistem kepribadian yang asli, berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Ego adalah perasaan yang timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme yang memerlukan transaksi -transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif. contohnya, orang yang lapar harus mencari, menemukan, dan memakan makanan sampai rasa laparnya hilang. Sedangkan superego adalah wewenang moral dari kepribadian, mencerminkan yang ideal dan bukan yang real, mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan norma moral yg berlaku di masyarakat.
Ada gambarnya juga loohh...
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCCn7iT25f4pSjSnWeZ1SHnIyNPEzP70gZrqFbm5JN1RPH_iLBCaw5mw9sRZHSzAssEANZHnXuHOhm-BOZizxTc-8KtYTlCNZK33H8TO9n3tiLahOybw4rTd3c3b7VUlADHmHjBwzxumUw/s1600/images.jpg


Metode yang digunakan dalam terapi psikoanalisis/psikoanalisa
 
1. Hipnotis
Awal kemunculan hipnotis diperkirakan sekitar tahun 1700-an, ketika itu, seorang dokter Wina bernama Franz Anton Mesmer memperlihatkan suatu teknik animal magnetism, tapi kemudian berubah menjadi hipnotisme karena penekanan dari teknik tersebut dialihkan untuk menimbulkan suatu keadaan kesadaran yang berubah melalui sugesti verbal. Pada abad ke-19, Jean-Martin Charcot, seorang dokter Prancis yang hidup sekitar tahun 1825-1893 itu melihat hipnotis sebagai cara untuk membantu orang-orang supaya menjadi santai. Pada tahun yang tidak diketahui, di Paris, Charcot melakukan eksperimen dengan menggunakan hipnotis untuk menangani hysteria, yaitu suatu kondisi di mana seseorang mengalami kelumpuhan atau mati rasa yang tidak dapat dijelaskan oleh pelbagai macam penyebab fisik.
 
2. Asosiasi Bebas
Free Association yang kemudian dialihbahasakan  ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘Asosiasi Bebas’ merupakan acuan utama dalam menjabarkan hal ihwal asosiasi bebasnya Freud. Asosiasi bebas secara sederhana didefinisikan sebagai bicara bebas, yaitu sesuatu yang tidak lebih dari berbicara tentang apa yang terlintas dalam pikiran, beralih dari satu topik menuju topik lain dalam suatu urutan yang bergerak bebas serta tidak mengikuti agenda tertentu. 

3. Analisis Mimpi
Mimpi, dipercaya Freud sebagai “jalan yang sangat baik menuju ketaksadaran”. Hal tersebut didasari kepercayaan Freud bahwa mimpi itu perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran lewat yang tersamar. Dalam hal ini, mimpi mengandung muatan manifes atau manifest content dan content latent atau  muatan laten. Yang disebut pertama merupakan materi mimpi yang dialami dan dilaporkan. Sedangkan yang disebut kemudian, ialah materi bawah sadar yang disimbolisasikan atau diwakili oleh mimpi.
 
4. Transferensi
Dalam psikoanalitik Freud, transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada terapis. Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketaksadaran pasien karena alat ini mendorong pasien untuk menghidupkan kembali pelbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya.
 
5. Penafsiran
Penafsiran itu sendiri adalah penjelasan dari psikoanalis tentang makna dari asosiasi-asosiasi, berbagai mimpi, dan transferensi dari pasien. Sederhananya, yaitu setiap pernyataan dari terapis yang menafsirkan masalah pasien dalam suatu cara yang baru. Penafsiran oleh analis harus memperhatikan waktu. Dia harus dapat memilah atau memprediksi kapan waktu yang baik dan tepat untuk membicarakan penafsirannya kepada pasien.

The Conclusion is (halah) psikoanalisa merupakan salah satu aliran dari psikoterapi. Maksudnya adalah terapi bisa dilakukan dengan metode psikoanalisa dengan 5 teknik. Yaitu, hipnotis, asosiasi bebas, analisis mimpi, transferensi, dan penafsiran. Teknik-teknik tersebut dilakukan dengan tujuan agar terapis dapat membantu pasien dalam menyadari problematika yang dihadapinya dan mengendalikan goncangan kejiwaan yang berasal darinya. Juga merekonstruksi kepribadian yang selaras antara id, ego, dan superego.

Okee,, udahan duluu. See you in my next post... :) 

Daftar Pustaka
Semiun, Yustinus. (2010). Kesehatan Mental 3 Gangguan-Gangguan yang Sangat Berat, Simtomatologi, Proses Diagnosis, dan Proses Terapi Gangguan-Gangguan Mental. Kanisius: Yogyakarta.
Taufiq, Muhammad Izuddin. (2006). Psikologi Islam. Gema Insani: Depok.
Hall, calvin dan Gardner Lindzey. 1993. Psikologi kepribadian 1, teori-teori psikodinamik ( klinis ). Yogyakarta : Kanisius
Semiun ,Yustinus. 2006. Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar