Merupakan psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam konseling individual, tetapi lebih cocok digunakan dalam konseling kelompok. Analisis transaksional berfokus pada keputusan – keputusan awal yang dibuat oleh klien dan menekankan kemampuan klien untuk membuat keputusan baru.
Tujuan
Menurut Eric Berne, terdapat 4 tujuan yang ingin dicapai dalam konseling analisis transaksional, yaitu:
- Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi (pencemaran) status ego yang berlebihan.
- Konselor berusaha membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam menggunakan semua status egonya yang cocok. Ini menyangkut pula dalam memperoleh kebebasan dan kemampuan yang dapat ditembus di antara status egonya.
- Konselor berusaha membantu klien dalam mengembangkan seluruh status ego dewasanya. Pengembangan ini pada hakikatnya adalah menetapkan penalaran dan pemikiran individu. Untuk itu dibutuhkan kemampuan serta kapasitas yang optimal dalam mengatur hidupnya sendiri.
- Membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru, atau naskah hidup (life script) yang lebih produktif.
Analisis transaksional (suatu istilah yang digunakan untuk seluruh
sistem terapi Berne dan suatu tahap analisis psikoterapeutik) mulai
menganalisis pasien menurut tahap-tahap ini:
- Analisis Struktural, Sadar akan tahap ego yang menyususn dan menemukan fenomenologi kepribadian. Ketiga tahap ego ini antara lain orang tua, dewasa, anak. Tahap analisis transaksional cocok digunakan dalam pertemuan sosial yang disebut transaksional, yaitu pertemuan dua atau lebih individu. Orang pertama menciptakan stimulant transaksional, orang kedua menciptakan suatu respon transaksional.
- Analisis Transaksional yang Pantas
- Analisis Permainan, Tahap ini sebagai suatu seri pertumuhan transaksi pelengkap tersembunyi dan sebagai hasil yang dapat diprediksi.
- Analisis Tulisan, Dibandingkan dengan tulisan-tulisn yang berhubungan dengan drama, tulisan dalam AT adalah mereka yang mengabdikan diri seluruhnya pada drama.
- Kontrol Sosial, Pertumbuhan lewat setiap tahap analisis structural pasien akhirnya mencoba mencapai control sosial.
Pasien mulai dengan tahap analisis structural, sadar akan tahap ego yang
menyusun dan menemukan fenomenologi kepribadian. Ketiga tahap ego
antara lain:
- Orang tua: tahap menyerupai figure orang tua
- Dewasa: masa kematangan dimana seseorang menghadapi dan menghargai otonomi realitas, atau menghadapi dunia apa adanya.
- Anak: masa menyerupai seorang anak, atau masa dimana muncul perilaku kekanakan, atau tindakan arkais.
Berne juga mendefinisikan tahap permainan sebagai suatu seri pertumbuhan transaksi pelengkap tersembunyi dan sebagai hasil yang dapat diprediksi. Berne menggolongkan permainan-permainan sebagai bagian–bagian tulisan. Suatu permainan adalah suatu maneuver ketaksadaran untuk menentukan hubungan-hubungan dalam kehidupan bersama orang lain dalam rangka menggunakan mereka. Terhadap mereka yang terus meratapi kehilangan, Berne melihat mereka sebagai yang membuang-buang waktu menerangkan mengapa mereka kehilangan dan membiarkan diri berpikir tentang apa yang hendak mereka lakukan. Mereka jarang menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Orang tua, dewasa, dan anak, sebagai potongan-potongan yang digunakan dalam permainan, merupakan manifestasi dari tahap universal pikiran.
Sementara analisis struktural sebagai prerequisit bagi analisis transaksional, tahap analisis transaksional diikuti oleh analisis permainan, yang digantikan oleh analisis tulisan. Dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan drama, tulisan dalam analisis transaksional adalah mereka yang mengabdikan diri seluruhnya pada drama. Pertumbuhan lewat setiap tahap analisis struktural. Pasien akhirnya mencoba mencapai control sosial.
Kelebihan Analisis Transaksional
Berne menunjukkan bahwa salah satu nilai lebih dari AT ialah bahwa terapi ini adalah psikiatri sosial dan psikologi individual. Terapi ini memberikan suatu perspektif yang unik tentang interaksi sosial dan fenomena sosial lain. Sering kali pelayanan bersifat tatap muka dengan penekanan umum pada permainan-permainan yang dimainkan di dalam ruang penanganan dan dengan memfokuskan pada transferensi dan konstransferensi perilaku-perilaku yang digerakkan dalam pelayanan naskah.
sumber:
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:iYNwf1CG0ekJ:kk.mercubuana.ac.id/files/61039-6-960550715646.doc+terapi+analisis+transaksional+pdf+mercubuana&hl=en&pid=bl&srcid=ADGEESiUtkai4Tx8zdPaR7RogAbTgzeboNAxpYjOzJ2o--qxDHlAVBj6TLL1OSROBREh6kUM0R4QbuyK0rouS53nPhQYkJE3PYlqcuRT2o4m8a3zhwQKbA1jeKgqHNfEqYSIOfZI0ImH&sig=AHIEtbRVQIPRRdCpI4XbEmd9lHYmnNdvcg
Naisaban, Ladislaus.(tanpa tahun). Para Psikolog Terkemuka Dunia (Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya). Jakarta: Gunung Mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar